‘Kemerdekaan’ Indonesia

indonesiaKebanyakan orang cenderung tidak merasakan keterlibatan dirinya dalam suatu kejadian, jika kejadian tersebut terjadi dalam tempo yang relatif sangat panjang. Contoh nyata yang terlintas di dalam pikiran saya adalah seperti negara Indonesia yang ‘katanya’, menurut catatan sejarah, telah dijajah selama lebih kurang 350 tahun oleh penjajah Belanda. Sebuah jangka waktu yang sangat panjang. Hitungan gampang, jika diambil rata-rata satu generasi berusia 70 tahun, maka 350 tahun itu ya kira-kira sekitar 5 generasi, meskipun hitungan ini juga tidak bisa digunakan sebagai acuan, hanya penyederhanaan saja.

Sebegitukah kenyataan yang terjadi sebenarnya? Apakah rakyat Indonesia di waktu itu, pendahulu-pendahulu kita, benar-benar merasa dirinya manusia terjajah? Apa bedanya kondisi mentalitas rakyat Hindia saat itu dengan kondisi mentalitas rakyat Indonesia saat ini? Kalaupun mereka merasa terjajah, apakah mereka berpikir untuk merdeka atau bahkan sebaliknya, menikmatinya?

Apa itu arti ‘merdeka’ saja mungkin tidak terlintas, karena mereka betul-betul tidak merasa sebagai manusia terjajah. Tinjauan sosiologis seperti tertulis dalam buku-buku pelajaran sekolah menjelaskan bahwa manusia Indonesia, nenek moyang kita adalah manusia yang ramah-tamah, tentu saja sangat menghormati tamu-tamunya. Jika si tamu kemudian bertindak ‘tanpa sepengetahuan’ sang Tuan Rumah, mestinya tidak bisa begitu saja hal itu men-justifikasi keadaan bahwa telah terjadi apa yang disebut dengan ‘penjajahan’.

Mungkin benar ada satu generasi dimana telah terjadi klaim secara sepihak, dimana Belanda sebagai sebuah ‘kekuatan’ waktu itu mengklaim kekuasaannya atas tanah air Hindia. Tapi seberapa valid kejadian itu bagi sebagian wilayah atau generasi yang lain yang bahkan mungkin tidak tahu menahu atas klaim-klaim sepihak semacam itu.

Jadi maksud saya, kita sebenarnya hanya dibodohi (atau dipinteri?) saja tentang semua itu. Sepertinya hanya masalah siapa yang kuat dan siapa yang lemah dalam hal pencatatan sejarah. Apakah kita dalam posisi dikuatkan atau dilemahkan dengan pernyataan sejarah yang seperti itu? Apa dan siapa yang mengambil keuntungan dari pernyataan sejarah yang seperti ini?

Sayangnya, catatan sejarah memang seringkali hanya berpihak kepada mereka yang menguasai informasi atau dalam hal ini si kuat. Saya pribadi tidak merasa nyaman dengan penyebutan bahwa penjajahan di Indonesia secara legal telah berlangsung selama berabad-abad. Sepertinya ini tidak sesuai dengan kenyataannya. Bagaimana para ahli sejarah?

 

 

Beware, this world is temporary.
Prepare yourself for the next stage.
Use your intelligent to differentiate.
Every act will asked.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *